Berani Menjadi Pemakalah di Kancah Nasional

Menjadi mahasiswa akan menjadi hal yang membosankan ketika hanya datang lalu pulang, hanya bergelut dengan kursi, meja, dan papan tulis di kelas semata. Apalagi hanya berkecimpung di dalam lingkungan kampus sendiri, tanpa ada rasa penasaran melihat dunia luar jauh di sana. Tuntutan menjadi seorang mahasiswa hari ini adalah salah satunya berani berkarya dan berkompetisi di luar sana. Itulah yang dirasakan oleh keempat mahasiswa IAIN Salatiga. Dan hal itu dibuktikan dengan keikutsertaannya dalam Si MaNIs 2017.
Dalam menyambut Hari Pendidikan Nasional dan Hari
Kebangkitan Nasional, Jurusan Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menyelenggarakan
seminar yang mengintegrasikan matematika dan nilai-nilai keagamaan yang
diberi nama SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai
Islami). Tema yang diusung untuk SI MaNIs 2017 adalah
“Internalisasi Nilai-nilai Keagamaan Melalui Matematika untuk Membentuk
Karakter Bangsa” yang telah diselenggarakan pada hari Sabtu (06/05) di Gedung Rektorat Lt. 5 UIN Malang. SI MaNIs berlangsung pada pukul 07.30-16.50 WIB dengan Sesi I Seminar dan Sesi II Presentasi Makalah. 
Mereka adalah mahasiswa Tadris Matematika yaitu Ahmad Mukhibin, Riski Surya Romadhon, dan Kholil Bisyri, serta Suharsono mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab. Masing-masing membawakan makalah dengan judul yang berbeda dengan ruang lingkup materi tertentu. Adapun ruang lingkupnya adaalah
  1. Matematika (Aljabar, Analisis, Statistika, dll)
  2. Matematika Terapan
  3. Pendidikan Matematika
  4. Integrasi Ilmu Matematika dan Islam
Dalam materi Integrasi Ilmu Matematika dan Islam terdapat tiga makalah masuk kategori tersebut yaitu “Matematika Diri: Menghisab Diri Sebelum Dihisab” oleh Ahmad Mukhibin, “Phytagoras Kesuksesan Dalam Islam” oleh Riski Surya Romadhon, dan “Konsep Sedekah Dalam Perspektif Matematika” oleh Suharsono. Sedangkan makalah Kholil Bisyri masuk dalam kategori Pendidikan Matematika dengan judul “Matematika Akhlak: Keajaiban Bahasa Bilangan Untuk Akhlak Mulia dan Pembentukan Karakter Sejak Dini”.
Keberanian yang patut untuk diapresiasi perlu diacungi jempol. 
“Rasanya senang walaupun sedikit gerogi dan mendapat banyak pengalaman”, tutur Mukhibin yang diwawancarai setelah kepulangannya. 
“Matematika itu tidak terpaku kepada hitung-hitungan tetapi ternyata dikehidupan ini banyak berkaitan dengan matematika contohnya seperti makalah yang telah saya buat, hehe…” lanjutnya. 
Lain halnya dengan Kholil Bisyri, ia sangat senang dan bangga telah berpartisipasi dalam ajang nasional bertemu dengan orang-orang hebat mulai dari mahasiswa, guru dan dosen.
“Saya merasa terhormat karena bisa berkumpul dengan orang-orang hebat dan mendapatkan banyak pengalaman, saran dan masukan dari mereka yang tentu saja akan membangun di masa depan”, ungkapnya.
Harapan kedepannya mereka akan mengikuti event-event serupa dengan tingkatan yang lebih tinggi dan luas hingga ke kancah nasional dan dunia.
Amin…
Dan semoga teman-teman mahasiswa Tadris Matematika kian mengikuti jejak mereka yang tumbuh dalam karya dan berkompetisi. Sesuai dengan visi misi mahasiswa IAIN Salatiga tahun ini, Tahun 2017 Tahun Berprestasi!!!

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *